Kamis, 11 Juli 2013

KITAB AL MUWATHA KARYA IMAM MALIK

LATAR BELAKANG PENAMAAN
Pada abad kedua kitab-kitab yang disusun dengan system tashnif umumnya diberi nama Al-Mushannaf. Meskipun Imam Malik mempergunakan system itu, namun beliau memberi nama kitabnya dengan Al-Muwatha.
Adapun latar belakang penamaan ini adalah sebagaimana yang diucapkan oleh Imam Malik sendiri : “Aku perlihatkan kitabku ini kepada 70 orang di antara ahli fiqih Madinah. Ternyata mereka menyetujuinya. Karena itu aku beri nama Al-Muwatha (yang disetujui).” (Aujazul Masalik I:37).
Berdasarkan latar belakang inilah maka lafazh Al-Muwatha mengandung makna Al Mumahhad Al Munaqqah (yang dipersiapkan, yang diperbaiki, yang disetujui).
SISTEMATIKA DAN KANDUNGAN KITAB AL MUWATHA
Kitab Al Muwatha diriwayatkan dari Imam Malik oleh beberapa orang muridnya. Dan terdapat perbedaan di antara riwayat mereka, seperti perbedaan urutan kitab/ bab, susunan kalimat, dan lain-lain. Sehingga tidak mengherankan bila kitab ini muncul dalam banyak versi, mencapai lebih dari 80 macam, dan sekarang ini hanya satu versi yang tersisa dalam bentuk aslinya, yaitu naskah dari murid Imam Malik yang bernama Yahya Bin Yahya Al-Laitsi (w. 234 H). Karena itu riwayat Imam Malik yang ada pada kita sekarang ini selalu melalui Yahya tersebut.
Menurut cetakan Isa Al Babil Halabi dengan tahqiq (penelitian) Muhammad Fuad Abdul Baqi, kitab al muwatha berisikan 61 kitab (topik) dengan metode penyusunan sebagai berikut :
  1. Mendahulukan waktu-waktu shalat atas thaharah.
  2. Kitab Al Quran ditempatkan di tengah-tengah antara kitab sekitar shalat dengan janaiz.
  3. Kitab al asyribah (minuman) tidak ditempatkan dekat kitab al ath’imah (makanan) melainkan setelah al hudud.
  4. Imam Malik membuat kitab al qadr, namun tidak dibuatkan kitabul iman.
Disamping itu kitab al muwatha memiliki kekhususan yang berbeda dengan lainnya, seperti :
A.       Imam malik menempatkan hadis marfu (rasul), baik yang maushul (bersambung) maupun mursal (putus sanadnya) pada urutan pertama. Setelah itu putusan-putusan Umar, berikutnya fatwa-fatwa Ibnu Umar , dan selanjutnya pendapat-pendapat ahli fiqih madinah, seperti Said Bin Al Musayyab, Urwah, dan lain-lain.
B.        Apabila ada dua hadis bertentangan, lalu didapati keterangan bahwa Abu Bakar dan Umar mengamalkan salah satu dari keduanya, maka Imam Malik mengambil hadis yang diamalkan oleh keduanya.
C.        Apabila dalam sanad hadis Imam Malik mengatakan :
عَنِ الثِّقَةِ عَنْ بُكَيْرِبْنِ عَبْدِ اللهِ
Maka yang dimaksud dengan tsiqat itu adalah Makhramah Bin Bukair.
عَنِ الثِّقَةِ عَنِ ابْنِ عُمَرَ
Maksudnya Amr Bin Al-Harits.
عَنِ الثِّقَةِ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ
Maksudnya Nafi’. (Aujazul Masalik I:35).
Kemudian dari segi jumlah hadis, para ulama tidak sependapat dalam menentukan jumlahnya. Menurut Abu Bakar Al Abhari, “Jumlah hadis yang dihimpun kitab Al Muwatha sebanyak 1720.” (Tanwirul Hawalik I:9), dengan perincian sebagai berikut :
  1. Hadis marfu (rasul) yang muttasil (bersambung sanadnya) sebanyak 600.
  2. Hadis marfu (rasul) yang mursal (putus sanadnya) sebanyak 222.
  3. Hadis mauquf (sahabat) sebanyak 613.
  4. Hadis maqthu’ (tabiin) sebanyak 285.
Jumlah seluruhnya sebanyak 1720 hadis.
Jumlah ini merupakan hasil penyeleksian terhadap kitab Al Muwatha yang dilakukan setahun sekali selama 40 tahun dari jumlah asal sebanyak 10.000 hadis. (Al Istidzkar I:81).
KITAB SYARAH DAN MUKHTASHAR AL MUWATHA.
Kitab Al Muwatha telah mendapatkan perhatian besar dari masyarakat muslim. Hal ini terbukti dengan dicetak ulangnya kitab tersebut sebanyak 8 kali sejak tahun 1370-1915 M (545 tahun). Di samping itu telah disusun kitab-kitab syarah dan mukhtasharnya, seperti :

Al-Istidzkar

Karya Abu Umar Yusuf Bin Abdullah Bin Abdul Bar (368-463 H) atau yang lebih popular dengan sebutan Ibnu Abdil Bar. Pada bulan Muharram 1414 H/ Juli 1993 M kitab ini dicetak pertama kali sebanyak 30 jilid bersama fahras (indeks) tiga jilid susunan Dr. Abdul Muthi’ Amin. Kitab ini merupakan Syarah Al Muwatha yang paling penting dan istimewa.
At Tamhid Lima Fil Muwatha Minal Ma’ani Wal Asanid
Karya Ibnu Abdil Bar. Kitab ini ditulis selama 30 tahun dan disusun berdasarkan nama guru-guru Imam Malik secara abjad. Telah dicetak oleh Maktabah Al Ghuraba Al Atsariyah sebanyak 26 jilid.
Kasyful Mughaththa Fi Syarhil Muwatha
Karya Jalaludin As Suyuti (w. 911 H). Kemudian diringkas oleh beliau dalam kitab yang bernama Tanwirul Hawalik. Kitab ini pertama kali dicetak di mesir dalam 3 jilid kecil.
Aujazul Masalik Ila Muwatha Malik
Karya Muhammad Zakaria Bin Muhammad Al Kandahlawi (w. 1315 H) sebanyak 6 juz besar, kemudian dicetak oleh Mathba’ah As Sa’adah sebanyak 15 jilid (cetakan III tahun 1973 M). Kitab ini disusun berdasarkan nama guru Imam Malik.

Sedangkan kitab mukhtashar, antara lain kitab Al Muntaqa karya Abul Walid Al Baji (403-494 H). Kitab ini diringkas dari kitabnya yang lain bernama Al Istifa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar