KITAB AL MUWATHA KARYA IMAM MALIK
LATAR BELAKANG PENAMAAN
Pada abad kedua kitab-kitab yang disusun dengan system
tashnif umumnya diberi nama Al-Mushannaf. Meskipun Imam Malik mempergunakan
system itu, namun beliau memberi nama kitabnya dengan Al-Muwatha.
Adapun latar belakang
penamaan ini adalah sebagaimana yang diucapkan oleh Imam Malik sendiri : “Aku
perlihatkan kitabku ini kepada 70 orang di antara ahli fiqih Madinah. Ternyata
mereka menyetujuinya. Karena itu aku beri nama Al-Muwatha (yang disetujui).” (Aujazul
Masalik I:37).
Berdasarkan latar
belakang inilah maka lafazh Al-Muwatha mengandung makna Al Mumahhad Al Munaqqah
(yang dipersiapkan, yang diperbaiki, yang disetujui).
SISTEMATIKA DAN KANDUNGAN KITAB AL MUWATHA
Kitab Al Muwatha
diriwayatkan dari Imam Malik oleh beberapa orang muridnya. Dan terdapat
perbedaan di antara riwayat mereka, seperti perbedaan urutan kitab/ bab,
susunan kalimat, dan lain-lain. Sehingga tidak mengherankan bila kitab ini
muncul dalam banyak versi, mencapai lebih dari 80 macam, dan sekarang ini hanya
satu versi yang tersisa dalam bentuk aslinya, yaitu naskah dari murid Imam
Malik yang bernama Yahya Bin Yahya Al-Laitsi (w. 234 H). Karena itu riwayat
Imam Malik yang ada pada kita sekarang ini selalu melalui Yahya tersebut.
Menurut cetakan Isa Al
Babil Halabi dengan tahqiq (penelitian) Muhammad Fuad Abdul Baqi, kitab al
muwatha berisikan 61 kitab (topik) dengan metode penyusunan sebagai berikut :
- Mendahulukan waktu-waktu shalat atas thaharah.
- Kitab Al Quran ditempatkan di tengah-tengah antara kitab sekitar shalat dengan janaiz.
- Kitab al asyribah (minuman) tidak ditempatkan dekat kitab al ath’imah (makanan) melainkan setelah al hudud.
- Imam Malik membuat kitab al qadr, namun tidak dibuatkan kitabul iman.
Disamping itu kitab al
muwatha memiliki kekhususan yang berbeda dengan lainnya, seperti :
A. Imam malik menempatkan hadis marfu (rasul), baik yang maushul
(bersambung) maupun mursal (putus sanadnya) pada urutan pertama. Setelah
itu putusan-putusan Umar, berikutnya fatwa-fatwa Ibnu Umar , dan selanjutnya
pendapat-pendapat ahli fiqih madinah, seperti Said Bin Al Musayyab, Urwah, dan
lain-lain.
B.
Apabila ada dua hadis
bertentangan, lalu didapati keterangan bahwa Abu Bakar dan Umar mengamalkan
salah satu dari keduanya, maka Imam Malik mengambil hadis yang diamalkan oleh
keduanya.
C.
Apabila dalam sanad hadis
Imam Malik mengatakan :
عَنِ الثِّقَةِ عَنْ بُكَيْرِبْنِ
عَبْدِ اللهِ
Maka yang
dimaksud dengan tsiqat itu adalah Makhramah Bin Bukair.
عَنِ الثِّقَةِ عَنِ ابْنِ عُمَرَ
Maksudnya Amr
Bin Al-Harits.
عَنِ الثِّقَةِ عَنْ عَمْرِو بْنِ
شُعَيْبٍ
Maksudnya
Nafi’. (Aujazul Masalik I:35).
Kemudian dari segi
jumlah hadis, para ulama tidak sependapat dalam menentukan jumlahnya. Menurut
Abu Bakar Al Abhari, “Jumlah hadis yang dihimpun kitab Al Muwatha sebanyak
1720.” (Tanwirul Hawalik I:9), dengan perincian sebagai berikut :
- Hadis marfu (rasul) yang muttasil (bersambung sanadnya) sebanyak 600.
- Hadis marfu (rasul) yang mursal (putus sanadnya) sebanyak 222.
- Hadis mauquf (sahabat) sebanyak 613.
- Hadis maqthu’ (tabiin) sebanyak 285.
Jumlah seluruhnya
sebanyak 1720 hadis.
Jumlah ini merupakan
hasil penyeleksian terhadap kitab Al Muwatha yang dilakukan setahun sekali
selama 40 tahun dari jumlah asal sebanyak 10.000 hadis. (Al Istidzkar I:81).
KITAB SYARAH DAN MUKHTASHAR AL MUWATHA.
Kitab Al Muwatha telah
mendapatkan perhatian besar dari masyarakat muslim. Hal ini terbukti dengan
dicetak ulangnya kitab tersebut sebanyak 8 kali sejak tahun 1370-1915 M (545
tahun). Di samping itu telah disusun kitab-kitab syarah dan mukhtasharnya,
seperti :
Al-Istidzkar
Karya Abu Umar Yusuf Bin
Abdullah Bin Abdul Bar (368-463 H) atau yang lebih popular dengan sebutan Ibnu
Abdil Bar. Pada bulan Muharram 1414 H/ Juli 1993 M kitab ini dicetak pertama
kali sebanyak 30 jilid bersama fahras (indeks) tiga jilid susunan Dr. Abdul
Muthi’ Amin. Kitab ini merupakan Syarah Al Muwatha yang paling penting dan
istimewa.
At Tamhid Lima Fil Muwatha Minal Ma’ani
Wal Asanid
Karya Ibnu Abdil Bar.
Kitab ini ditulis selama 30 tahun dan disusun berdasarkan nama guru-guru Imam
Malik secara abjad. Telah dicetak oleh Maktabah Al Ghuraba Al Atsariyah
sebanyak 26 jilid.
Kasyful Mughaththa Fi Syarhil Muwatha
Karya Jalaludin As
Suyuti (w. 911 H). Kemudian diringkas oleh beliau dalam kitab yang bernama
Tanwirul Hawalik. Kitab ini pertama kali dicetak di mesir dalam 3 jilid kecil.
Aujazul Masalik Ila Muwatha Malik
Karya Muhammad Zakaria
Bin Muhammad Al Kandahlawi (w. 1315 H) sebanyak 6 juz besar, kemudian dicetak
oleh Mathba’ah As Sa’adah sebanyak 15 jilid (cetakan III tahun 1973 M). Kitab
ini disusun berdasarkan nama guru Imam Malik.
Sedangkan kitab mukhtashar,
antara lain kitab Al Muntaqa karya Abul Walid Al Baji (403-494 H). Kitab ini
diringkas dari kitabnya yang lain bernama Al Istifa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar